Monday, December 28, 2009

Gunung Cikuray 2.821 mdpl




Gunung Cikuray merupakan gunung tertinggi di Garut. Tingginya tercatat 2.821 meter dari permukaan laut. Karena ketinggiannya itulah, gunung ini sangat mudah dikenali dan dilihat dari berbagai arah. Letaknya berada di selatan Kota Garut, tepatnya di antara wilayah Cilawu dan Cikajang. Selain dikenal ketinggiannya, gunung ini juga menjadi simbol kekayaan alam Garut.

Menurut para ahli sejarah, Gunung Cikuray awalnya bernama Srimanganti. Di lereng gunung ini pada zaman dulu terdapat mandala (pemukiman para pendeta), yang menjadi tujuan untuk menuntut dan mengaji bermacam-macam ilmu. Mandala ini diberi nama Gunung Larang Srimanganti. Di tempat inilah tradisi kerajaan Sunda dalam bidang tulis-menulis berlangsung sampai abad ke-17. Banyak naskah Sunda kuno yang ditulis saat itu dan menjadi obyek penelitian para ahli sejarah hingga kini. Naskah-naskah itu saat ini tersimpan di Kabuyutan Ciburuy, Cigedug, Garut.

Selain itu, sejak abad ke-19 lereng Cikuray mulai dibuka untuk lahan perkebunan teh. Salah satu perkebunan teh yang terkenal saat itu adalah Perkebunan Waspada, yang berada di sekitar wilayah Cikajang. Perkebunan ini dikelola oleh Karel Frederik Holle (K.F. Holle) yang dikenal juga sebagai penasihat pemerintah kolonial Belinda untuk urusan masya¬rakat pribumi. Waspada menjadi terkenal karena Holle menjadikan perkebunan ini sebagai tempat bereksperii-nen yang menggabungkan bisnis dan idealisms kebudayaan dengan tujuan memberdayakan masyarakat pribumi. Mika lahirlah dari tempat ini berbagai inovasi di biding kebudayaan dan pertanian, di antaranya pembudidayaan ikan air tawar, peternakan domba, dan sistem sengked untuk lahan pertanian.

Sampai saat ini pun panorama clam Gunung Cikuray banyak diminati wisatawan, baik wisatawan domestik maupun mancanegara. Banyak di antara mereka yang dating ke Cikuray tergoda untuk mendaki gunung sambil melihat pemandangan di sekitarnya yang indah. Walaupun gunung ini tidak memiliki kawah seperti Gunung Guntur atau Papapandayan, tetapi panorama alamnya tidak kalah menarik dari gunung lain di gunung sekitarnya.

Jika kita berada di puncaknya, akan nampak hamparan panorama yang menakjubkan. Di sebelah selatan akan tampak birunya Samudra Indonesia. Sementara di sebelah utara akan tampak hamparan Kota Garut. Malah kalau cuaca sedang baik, puncak-puncak gunung yang jauh pun bisa kelihatan. Selain itu para pendaki juga bisa melihat pemancar relay televisi yang dibangun di lereng Gunung Cikuray. Untuk bisa naik ke Gunung Cikuray ada dua jalan yang bisa ditempuh. Pertama melalui perkebunan Dayeuh Manggung yang bisa ditempuh dari jalan raga Garut – Singaparna, Tasikmalaya. Yang kedua bisa ditempuh dari perkebunan Giriawas, Cikajang.
Read More..

Monday, June 22, 2009

GUNUNG GEDE ( 2958 mdpl ) & PANGRANGO ( 3019 mdpl )


Pesona gunung kembar di Bumi Parahyangan
Gede-Pangrango terletak pada posisi astronomis 106'-107' BT dan 64'-65' LS, yang secara administratif terletak di pangkuan Kabupaten Cianjur, Sukabumi dan Bogor. Gunung Gede berbentuk gunung Api Strato yang usianya lebih muda dibanding Gunung Pangrango yang sudah tidak aktif lagi.Pada tahun 1811 Sir Thomas Raffles telah membuka jalur pendakian pada sisi tengah kedua gunung ini.Rekor ini disusul oleh C.G.C Reinwardt yang mendaki Gunung Gede pada tahun 1819. Kemudian menyusuk eksplorasi-eksplorasi yang dilakukan oleh saintis naturalis seperti F.W Junghunn (1839-1861 ), J.E Teysmain (1839 ),S.H Koorders ( 1890 ), M.Treub (1891),W.M Van Leeueen (1911).dan C.G.J Van Steenis (1920-1952).Hal ini membuktikan bahwa kedua gunung ini telah dijadikan objek penelitian dan konservasi tumbuhan selama lebih 2 abad.
Pada tahun 1889 PEmerintah Hindia Belanda menetapkan kawasan disekitar puncak kedua gunung ini ( seluas 152 km2) sebagai kawasan suaka alam. Ketentuan tersebut berlaku hingga 6 Maret 1980. Kedua Gunung ini baru ditetapkan sebagai taman nasional pertama di indonesia oleh Menteri Pertanian pada waktu itu dengan luas 15.196 ha, untuk menjaga kelestarian dan kekayaan alamnya.Kedua gunung ini dijaga ketat oleh pihak Perhutani.
Curah hujan pada Gunung Gede-Pangrango ini rata-rata 3000-4200mm/tahun.Musim hujan terjadi sepanjang bulan Oktober-Mei dengan rata-rata curah hujan 200-400 mm/bulan.Oleh karena itu saat terbaik melakukan pendakian adalah pada musim kemarau pada bulan Juni-September.Pada saat ini angin berhembus lemah dan curah hujan turun dibawah 100 mm/bulan.Hingga kini Gunung Gede-Pangrango tercatat sudah didaki kira-kira 50.000 pendaki pertahun, dengan titik kulminasi keramaian terjadi pada bulan Agustus, Tepatnya pada hari kemerdekaan Indonesia dimana sering diadakan upacara di puncak Gede.

AKSES KE SANA
Jalur-jalur yang dapat ditempub untuk menuju gunung Gede-Pangrango adalah :
1. Jalur Cibodas. Merupakan jalur resmi yang sering dilalui pendaki maka paling aman. Dalam perjalanan menuju puncak Gede-Pangrango pendaki akan dihadapkan pada pengawasan yang ketat oleh pihak perhutani yang berada di base camp Cibodas.
2. Jalur Gunung Putri. Belakangan ini jalur tersebut menjadi trend karena lebih singkat untuk sampai di Gunung Gede (2958 mdpl).Selain itu pendaki akan menikmati dahulu keindahan Alun-alun Suryakencana sebelum menggapai puncak Gede.
3. Jalur Salabintana ( Sukabumi ). Dibanding jalur Cibodas, sesungguhnya jalur ini lebih berat karena lintasannya lebih terjal dan sering hilang, akibat tertutup semak yang tumbuh subur pada waktu musim penghujan.
4. Jalur Situgunung (Sukabumi).Pada jalur ini terdapat taman rekreasi Situgunung seluas 120 ha.Jalur ini cukup sulit dan berbahaya, karena 2 km selepas pos pendakian pendaki akan menemuai Air Terjun Sawer. Air terjun ini berada di ketinggian 1200 mdpl dan membentuk sungai yang beraliran cukup besar.
MAsih banyak lagi jalur -jalur alternatif lain untuk sampai ke puncak Gede seperti Bedogol.Bobojong yang berada di kabupaten Sukabumi dan Pacet yang masuk dalam pangkuan kabupaten Cianjur.Jalur-jalur alternatif ini menuntut persiapan pendakian serta keterampilan yang cukup karena sulitnya medan.

JALUR I
JAKARTA-CIPANAS(PERTIGAAN CIBODAS)-COBODAS
Perjalanan menuju Cibodas dapat ditempuh dari Bandung via Cianjur yang berjarak 89 km, selama 2 jam.Jika dari Jakarta,pendaki dapat menempuhnya melalui terminal Kmpung Rambutan,dengan menggunakan bus Jurusan Bandung via Puncak dan turun di pertigaan Cibodas.Kemudian perjalanan dilanjutkan menuju Cibodas dengan menggunakan angkutan Pedesaan Jurusan Cibodas.

PENDAKIAN
CIBODAS-TELAGA BIRU
Cibodas merupakan base camp pendakian yang berada di ketinggian 1450 mdpl. Daerah ini masuk wilayah kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur. Suhu didaerah ini berkisar antara 08'-25'c.Cibodas juga merupakan daerah tujuan wisata yang mempunyai kebun raya dengan luas 1.000 ha.Dari sini sampai ke puncak berjarak 9,7km, sedangkan sampai ke Puncak Pangrango berjarak 11 km.Sebelum melakukan perjalanan, para pendaki harus mematuhi tata tertib yang cukup ketat bahkan kini pendaki harus melakukan reservasi atau pemanasan 3 hari sebelum melakukan pendakian.
Lima belas menit atau kira-kira 1,5 km selepas Cibodas jalanan landai memotong Ciwulan.Pendaki dapat singgah disebuah danau yang hijau kebiruan akibat perpaduan pantulan langit dan ganggang hijau.Danau yang bernama Telaga Biru ini di kelilingi oleh semak - semak.

TELAGA BIRU - PERTIGAAN CIBEUREUM
Telaga Biru berada diketinggian 1.575 mdpl.Daerah disekitar danau ini merupakan perpindahan vegetasi submontana ke montana.Selepas itu lintasan mulai mendaki sampai Panyangcangan Kuda. Selama 45 menit dengan jarak tempuh 1,3 km pendaki akan tiba di pertigaan Cibeureum yang berada diketinggian 1625 mdpl. Disini pendaki akan mampir ke Air Terjun Cibeureum yang indah.

CIBEUREUM - SUNGAI AIR PANAS
Disekitar Air Terjun Cibeurem ini juga terdapat Air Terjun seperti Dendeng,Ciwalen,Cikundul,yang rata-rata berketinggian 40-50 m.Air terjun tersebut berasal dari hulu sungai yang sama. Disekitar ini pendaki juga dapat menemui flora Epipit,Anggrek lumut merah (spagnum gedeanum) yang merupakan endemik yang hidup di tebing-tebing air terjun. Selain itu juga terdapat banyak kelelawar yang berterbangan di goa lalay.
Dipertigaan Cibeureum pendakian dilanjutkan menuju sungai air panas yang akan memakan waktu 1 jam dengan panjang lintasan 2,5 km.

SUNGAI AIR PANAS - KANDANG BATU
Sumber air panas yang membentuk aliran sungai beraliran air panas ini berada di ketinggian 1250 mdpl.Temperatur pada air panas tsb berkisar 70'-75' C. Namun temperatur tersebut akan turun jika hari hujan.Selain dapat menghangatkan badan,sember air panas ini mengandung belerang yang cukup tinggi.Disini pendaki juga dapat menjumpai air terjun dengan kepulan uap air yang keluar dari bongkahan-bongkahan lava.Air terjun tersebut bersuhu rata-rata 45'-50' C.Setelah melanjutkan perjalanan selama 15 menit, pendaki akan tiba dilebak saat yang berarti lembah tanpa air.Di daerah ini mengalir air yang cukup jernih di lembah yang terbuka sehingga cukup kondusif untuk bermalam.Selama 30 menit perjalanan dari sini pendaki akan tiba di Kandang Batu.

KANDANG BATU - KANDANG BADAK
KAndang batu ini berada di ketinggian 2220 mdpl.Dinamakan Kandang Batu karena disekitar area ini banyak terdapat material batu yang merupakan letusan dari Gunung Gede.Namun kini banyak batu yang terkikis oleh arus air yang banyak terdapat disekitarnya.Selepas Kandang Batu lintasan mulai menanjak dibanding sebelumnya. Untuk sampai di Kandang Badak diperlukan waktu 1 jam pendakian dengan panjang lintasan 2.2 km.

KANDANG BADAK-PUNCAK PANGRANGO
Dinamakan Kandang Badak karena disekitar daerah pos ini becek akibat hujan sehingga menyerupai sebuah kandang.Pos ini terletak di ketinggian 2393 mdpl.Beberapa meter setelah Kandang Badak terdapat sebuah persimpangan, yang ke kiri menuju Puncak Gede, sedangkan yang ke kanan menuju Puncak Pangrango. Sebelum melakukan pendakian pada kedua puncak tsb, pendaki harus menyiapkan persediaan air yang terdapat di dekat pos.Dalam perjalanan mereka menuju puncak Pangrango para pendaki akan melewati vegetasi subalpin dengan rerimbunan yang cukup lebat,dengan lintasan yang terjal.Dari kandang Badak menuju Puncak Pngrango diperlukan waktu 3-4 jam dengan panjang lintasan 3.2 km.
Puncak Pangrango merupakan dataran tertinggi di Taman Nasional Gede Pangrango.Dataran tersebut sangat rimbun dan sunyi karena jarang di daki dibandingkan puncak Gede.Dari area ini pendaki dapat menyaksikan alun-alun Mandalawangi yang terbentang seluas 5 hektar.Dari tempat ini alun-alun terlihat sangatlah kecil.Pada malam hari dengan cuaca yang cerah, pendaki dapat melihat kerlap-kerlip kota Jakarta dari puncak yang sunyi nan indah ini.

KANDANG BADAK-PUNCAK GEDE
Dari Kandang Badak menuju Puncak Gede diperlukan waktu 1.5-2 jam pendakian,dengan jarak tempuh 2.1 km. Selepas Kandang Badak lintasan menanjak. Jalur ini dinamai Tanjakan Setan oleh Pendaki. Setelah waktu 45 menit setelah tanjakan tersebut pendaki akan melewati medan berpasir dan berbatu sebelum sampai di Kawah Ratu yang berada di ketinggian 2740 mdpl.Kawah ini mempunyai luas 100x50 m2. Deisebelah utara Kawah Ratu atau sekitar 30 menit perjalanan ke bawah terdapat Kawah Wadon yang berada di ketinggian 2600 mdpl.Kawah ini mempunyai luas 140x80 m2 dengan kedalaman 125 m. Selain itu pendaki dapat menyaksikan kawah yang lainnya seperti Kawah Baru, Kawah Lanang yang mempunyai kedalaman 300 m dan luas 100x50 m2, serta Kawah Sela yang berada di ketinggian 2709 mdpl.Kawah yang tertinggi adalah Kawah Gunung Gede yang berada di ketinggian 2958 mdpl, dengan luas 1000 m2.Disekitar Kawah Gede ini terdapat beberapa kawah seperti Kawah Gemuruh, yang mempunyai luas 1600 m2 dan berada di ketinggian 2927 mdpl, dengan kedalaman 200 m. Pada kawasan perkawahan ini banyak terdapat bebatuan dan gas yang kaya akan emisi belerang.

JALUR II

JAKARTA-PASAR CIPANAS-POS GUNUNG PUTRI
Pasar Cipanas tidaklah begitu jauh dari pertigaan Cibodas.Untuk menuju pasar tersebut dapat ditempuh melalui Jakarta maupun Bandung.Setiba di Pasar Cipanas,perjalanan dilanjutkan dengan naik Angkutan Pedesaan jurusan Cipanas Gunung putri dengan waktu tempuh 30 menit.

PENDAKIAN
POS GUNUNG PUTRI-LEGOK LEUNCA
Setiap pendaki diwajibkan melapor rencana pendakiannya di kantor TNGP bagian informasi center Gunung Putri. sama seperti di pos Cibodas, kini pendaki juga harus mengadakan reservasi atau pemanasan izin pendakian 3 hari sebelum mendaki.
Base Camp Gunung Putri terletak di ketinggian 1850 mdpl.Panjang lintasan menuju Puncak Gede adlah 7.4 km.Ini lebih singkat dibanding jalur Cibodas yang membentang sepanjang 9.7 km. Setelah perijinan dilakukan pendaki dapat menuju ke pos pemeriksaan ( pos Volunteer ). Kondisi lintasan menuju kesana landai, dengan diapit persawahan yang memiliki banyak sumber air.DAri pos pemeriksaan perjalanan dilanjutkan.Pendaki akan melewati vegetasi hutan yang sangat terjaga dengan baik sehingga sangat jarang ditemui bekas-bekas eksploitasi tangan manusia. Menuju LegokLeunca lintasan cenderung datar dan bersemak-semak.Perjalanan ini memakan waktu 60 menit.

LEGOK LEUNCA-BUNTUT LUTUNG
Untuk sampai di Buntut Lutung memerlukan waktu selama 2 jam dengan lintasan menanjak.

BUNTUT LUTUNG-LAWANG SAKETENG
Buntut Lutung merupakan pos yang berada di ketinggian 2220 mdpl.Daerah disekitarnya merupakan lapangan yang terbuka. Kondisi pos ini cukup memprihatinkan bahkan keadaanya yang nyaris hancur.Pendakian Menuju Lawang saketeng cukup terjal dengan memakan waktu selama 60 menit.

LAWANG SAKETENG-SIMPANG MALEBER
Lawang Saketeng berada di ketinggian 2.500 mdpl. Selepas pos ini pendaki akan memasuki vegetasi subalpin dengan keragaman hutan yang nyaris sama dan pepohonan yang berukuran kerdil.Adapun jenis pepohonan yang dominan adalah Vaccinum Variangaefolium yang ditumbuhi lumut janggut pada batangnya.,Bunga Badi (Anaphalis javanica) dan semak (isache pangrangensis).Untuk sampai simpang Maleber dibutuhkan waktu 30-45 menit.

SIMPANG MALEBER-ALUN-ALUN SURYA KENCANA
Simpang maleber berada di ketinggian 2625 mdpl.Selepas pos ini pendaki akan melewati lintasan yang landai, dengan daerah yang cukup terbuka, suatu pertanda bahwa pendaki akan sampai di alun-alun Surya Kencana bagian timur. Selanjutnya perjalanan dilanjutkan menuju Alun-ALun bagian barat. Dari simpang Maleber menuju Alun-alun ini membutuhkan waktu 30 menit.

ALUN-ALUN SURYAKENCANA-PUNCAK GEDE
Panjang lintasan yang membentang dari pos gunung putri hingga alun-alun ini adalah 6.9 km.Alun-alun ini berada di ketinggian 2750 mdpl. Daerah ini berupa lembah yang diapit oleh Gunung Gede (2958 mdpl) dan Gunung Gemuruh (2927mdpl).Adapun luas Alun-alun ini adalah 50ha.Disana terdapat sebuah sungai kecil yang membelah bagian alun-alun barat.Vegetasi yang mendominasi adalah Adelweiss ( anaphalis javanica),tumbuhan paku (selligua feei) dan juga rerumputan yang masuk kedalam subalpin Grassland. Untuk sampai ke Puncak Gede diperlukan waktu tempuh selama 30 menit, dengan panjang lintasan 1.1 km. Jalannya terjal, melewati pegunungan tipis yang membentuk kelurusan dari arah utara hingga barat laut. Sesampai di puncak tertinggi pendaki dapat menyaksikan beberapa kawah yang terbentang (lihat jalur Cibodas ).Dalam menuju Puncak Pangrango pendaki dapat turun ke Kandang Badak dan kembali mendaki Gunung Pangrango. Untuk sampai ke Puncak Pangrango dari Puncak Gede ini diperlukan waktu 4-5 jam, dengan panjang lintasan 5.3 km.

JALUR III
JAKARTA-SUKABUMI-SELABINTANA
Perjalanan menuju Sukabumi dapat ditempuh dengan naik bus umum selama 2 jam, dari Jakarta.Selain itu dapat juga ditempuh dari Bandung yang berjarak 90 km.Setiba di Sukabumi perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan Angkutan Pedesaan menuju ke Perkampungan Selabintana yang merupakan pos pendakian awal.

PENDAKIAN
SELABINTANA-POS I
Selabintana,daerah yang terletak disebelah selatan Gunung Gede ini terdapat Camping Ground sebagai basecamp pendakian yang dapat menampung hingga 150-an penginap.kira-kira 15 km kearah utara juga terdapat pos pendakian Situ Gunung.Untuk menuju Puncak Gede maupun Situ Gunung,Jalur Selabintana adalah jalur yang lebih berat dibandingkan jalur yang lainnya.Selabintana berada diketinggian 700 mdpl dan waktu yang diperlukan untuk pendakian adalah 6-7 jam,dengan panjang lintasan 7.9 km.Selepas selabintana lintasan masih landai dan pada kilometer ke 2.4 atau setelah berjalan selama 45 menit pendaki akan menemui Air Terjun Selabintana yang berada diketinggian 900 mdpl.Air Terjun ini adalah Air Terjun tertinggi se TNGP.Pada jalur ini pendaki juga akan melewati perkebunan teh Goal Para.Sampai memasuki Pos I lintasan masih cenderung landai.

POS I - POS II
Di pos ini terdapat sebuah mata air yang sangat jernih.dan lahan perkemahan yang luas.Selepas pos I lintasan tetap landai dan jelas hingga pos II.

POS II - POS III
Medan perjalanan menuju pos III merupakan medan terberat dengan lintasan berbatu , mulai menanjak,jurang yang menganga disepanjang susu lintasan.Jika musim hujan disepanjang lintasan sering terjadi longsor dan sering dihantam badai.Untuk itu disepanjang lintasan ini disediakan tali pegangan sebagai pengaman oleh petugas pendakian SElabintana.Selain itu lintasan ini kadang tidak terlihat karena tertutup semak tinggi yang tumbuh di musim penghujan.Menjelang Pos III pendaki akan menemui air terjun kecil dengan mata air yang jernih dan dingin.

POS III - POS IV
Selepas Pos III lintasan tetap curam.Pada daerah ini pendaki akan melewati medan berbatu sepanjang punggung selatan hingga mencapai ketinggian 2900 mdpl.Selanjutnya pendaki akan melewati lintasan menurun sepanjang 800 m hingga pos IV.

POS IV - PUNCAK GEDE
POS IV berada dilereng Gunung Gemuruh dan tidak jauh dari Alun-Alun Salabintana.Vegetasi di daerah ini sama dengan vegetasi di alun-alun Suryakencana.dalam perjalanan menuju puncak pendaki akan melewati punggungan terakhir yang cukup terjal sampai di puncak Gede yang berada diketinggian 2958 mdpl.

Catatan :
Hal ini lah yang membuat Almarhum Soe Hok Gie ( Mapala UI ) sangant menyukai puncak ini sampai mengilhaminya membuat Syair Mandalawangi-Pangrango.Syair tersebut cukup tenar dikalangan pendaki dekade 70-80 an.

Read More..

GUNUNG CIREMAI (3078 mdpl )



PESONA KAWAH KEMBAR

Gunung tertinggi di Jawa Barat ini cukup unik karena terletak di jajaran Utara Pulau Jawa yang umumnya hanya terdapat perbukitan-perbukitan dengan ketinggian tidak lebih dari 1500 mdpl.Secara administratif Gunung Ciremai masuk dalam tiga wilayah kabupaten Majalenggka,Cirebon dan Kuningan.Secara astronomis guunung ini terletak pada 07'-14'LS dan 109'-12' BT.Gunung yang masih aktif ini melakukan erupsi terakhir pada tahun 1990.

AKSES KE SANA
Gunung Ciremai dapat ditempuh dari tiga arah pendakian yakni jalur barat dari Majalengka,Jalur Palutungan dari arah selatan dan Jalur Linggarjati dari arah Timur.Masing-masing jalur memiliki tantangan dan nuansa yang berbeda.
Jalur Linggarjati merupakan jalur yang paling terjal dan terberat,namun jalur ini merupakan yang paling sering dilalui pendaki.

JALUR SELATAN
CIREBON-CIGUGUR-PALUTUNGAN
Dari kota udang Cirebon pendaki dapat menggunakan angkuan umum jenis colt elf jurusan Cikijing dan turun dipertigaan Cigugur.Perjalanan ini membutuhkan waktu selama 1 jam.Sepanjang perjalanan menuju Cigugur, pendaki akan melewati kota Kuningan yang berada di ketinggian 466 mdpl.Selain itu,pendaki dapat menyaksikan indahnya laut jawa yang terbentang disisi utara.Setiba di pertigaan Cigugur,perjalanan dilanjutkan menuju Cisantana dengan menggunakan oplet tua.Perjalanan melalui jalanan yang menanjak dan berbatu ditempuh selama 1 jam,dengan melewati perkebunan penduduk yang sangat indah.Setiba di Cisantana,perjalanan dilanjutkan kembali dengan naik kolt terbuka pengangkit sayuran menuju Palutungan yang memakan waktu 20 menit.

PENDAKIAN

PALUTUNGAN-CIGOWONG
Palutungan merupakan sebuah kampung terakhir yang berada dilereng Gunung Ciremai dan berada pada ketinggian 1100 mdpl.Dusun kecil ini masuk dalam pangkuan Desa Cisantana,Kecamatan Cigugur,Kabupaten Kuningan.Setelah mengurus perizinan pendakian,perjalanan dapat dimulai melalui perkebunan penduduk.Setelah itu,belok kekanan memasuki hutan hujan tropis dengan jalir cenderung landai.Sesekali pendaki harus menyusup melalui semak-semak tinggi.Untuk sampai di Cigowong membutuhkan waktu 90-120 menit.

CIGOWONG-PANGGUYANGAN BADAK
Pos I Cigowong terletak diketinggian 1450 mdpl.Disini terdapat sumber air yang mengalir membentuk sebuah sungai.Dari sini pendaki dapat menyiapkan persediaan air sebanyak mungkin karena tidak akan ditemui lagi sumber air hingga puncak.Selepas Cigowong lintasan masih landai selama 90-120 menit,sampai di Pangguayangan Badak.

PANGGUYANGAN BADAK-BLOK ARBAN
Pangguyangan Badak merupakan area yang berada di ketinggian 1800 mdpl.Daerah yang terdapat puing-puing banguna tua ini sering digunakan sebagai tempat bermalam survivor yang dievakuasi karena meninggal di Gunung ini.Untuk sampai di blok Arban membutuhkan waktu 30 menit.dengan lintasan yang mulai menanjak.

BLOK ARBAN -TANJAKAN ASOY
Blok Arban merupakan pos III dengan area yang cukup datar dan teduh.Lintasan mulai menanjak dan melelahkan selama 90-120 menit sampai di Tanjakan Asoy.

TANJAKAN ASOY-PASANGGRAHAN
Tanjakan Asoy merupakan pos IV.Tanjakan ini berupa tanah datar yang cukup luas.Selepas daerah ini lintasan semakin menanjak selama 60 menit sampai di pos berikutnya.

PASANGGRAHAN - SANG HYANG ROPOH
Selepas pos V (pasanggrahan) pendaki mulai memasuki vegetasi Cantigi dan Adelweis sampai SangHyang Ropoh.Lintasan ini sangat licin jika hujan turun dan diperlukan waktu 30 menit untuk sampai pada pos berikutnya.

SANG HYANG ROPOH - PUNCAK CIREMAI
Pos VI ( Sang Hyang Ropoh ) terletak di daerah yang datar dan terbuka.Selepas pos ini lintasan tetap menanjak dan licin,dengan tanah berwarna kuning bekas aliran lava belerang.Pada sisi kanan lintasan terdapat Goa yang biasa digunakan sebagai tempat berlindung atau bermalam.Ditengah perjalanan ini,Tepatnya pada sisi kiri lintasan aka menyatu dengan jalur barat dari Majalengka.Untuk sampai di Puncak Ciremai diperlukan waktu 2 jam pendakian.Sesampai di Puncak pendaki akan menikmati megahnya dua kawah kembar yang berdampingan.untuk mengitari kawah ini diperlukan waktu kira-kira 3 jam.Selain itu,pendaki juga dapat menyaksikan indahnya daerah Majalengka,Cirebon,Laut Jawa serta Gunung Slamet yang menjulang gagah disisi timur.Sungguh Menawan.

Read More..

Izin Pendakian Gunung Lawu Diperketat

Selasa, 3 Februari 2009 | 15:08 WIB

SEMARANG, SELASA — Pemberian izin dan pengawasan pendakian ke Gunung Lawu, Karanganyar, Jawa Tengah, saat ini diperketat pemkab setempat sehubungan dengan cuaca yang kurang bersahabat yang terjadi akhir-akhir ini.

Karena hujan lebat dan angin ribut yang sering terjadi belakangan ini, Pemkab Karanganyar memperketat pemberian izin dan pengawasan bagi pendaki yang mendaki ke Gunung Lawu. Hal ini dikatakan Kepala Kantor Informasi dan Komunikasi (KIK) Kabupaten Karanganyar Iskandar ketika dihubungi dari Semarang, Selasa (3/2). "Pengetatan pengawasan bagi pendaki pada musim hujan dimaksudkan untuk menghindari musibah kecelakaan, dan yang lainnya," katanya.



Menurut dia, pengetatan juga dilakukan saat musim kemarau dengan tujuan mencegah terjadinya kebakaran di kawasan hutan di gunung itu. Selain itu, katanya, para pendaki juga diharapkan mengikuti aturan dan selalu berhati-hati saat melakukan pendakian. "Jangan sembarangan membuang puntung rokok atau membakar rumput atau ilalang. Ini bisa berbahaya karena dapat menimbulkan kebakaran," katanya menjelaskan.

Pengawasan jalur pendakian dilakukan Kantor Kesbanglinmas Kabupaten Karanganyar bekerja sama dengan Perhutani Lawu Utara, Lembaga Masyarakat Desa Hutan dan Anak Gunung Lawu, organisasi pencinta alam kabupaten setempat.

Para pendaki akan didata secara rinci dan ketat oleh petugas pengawas di pos masuk gunung ini. "Mereka akan selalu diingatkan oleh petugas agar berhati-hati dalam pendakian dan dilarang membuang puntung rokok secara sembarangan. Sebelum dibuang api pada rokok harus benar-benar sudah dimatikan dan tidak diperbolehkan membakar rumput atau akar kering lainnya di kawasan gunung ini," katanya.

Dikutip dari www.kompas.com

Read More..

Friday, June 19, 2009

AKTIVITAS GUNUNG ANAK KRAKATAU KEMBALI MENINGKAT

JAKARTA, KOMPAS.com — Tim yang terdiri dari gabungan para pakar geologi Indonesia, AS, dan Perancis berhasil menemukan gunung api raksasa di bawah perairan barat Sumatera. Gunung api tersebut berdiameter 50 km dan tinggi 4.600 meter dan berada 330 km arah barat Kota Bengkulu.

Para ahli geologi ini berasal dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia ( LIPI), Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, CGGVeritas dan IPG (Institut de Physique du Globe) Paris.

"Gunung api ini sangat besar dan tinggi. Di daratan Indonesia, tak ada gunung setinggi ini kecuali Gunung Jayawijaya di Papua," kata Direktur Pusat Teknologi Inventarisasi Sumber Daya Alam BPPT Yusuf Surachman kepada wartawan di Jakarta, Kamis (28/5).


Gunung api bawah laut berada di Palung Sunda di barat daya Sumatera, 330 km dari Bengkulu, di kedalaman 5,9 km dengan puncak berada di kedalaman 1.280 meter dari permukaan laut. Meskipun gunung ini diketahui memiliki kaldera yang menandainya sebagai gunung api, para pakar mengaku belum mengetahui tingkat keaktifan gunung api bawah laut ini.

"Bagaimanapun gunung api bawah laut sangat berbahaya jika meletus," katanya. Survei yang menggunakan kapal seismik Geowave Champion canggih milik CGGVeritas itu adalah yang pertama di dunia karena menggunakan streamer terpanjang, 15 km, dari yang pernah dilakukan oleh kapal survei seismik.

Tujuan dari survei ini adalah untuk mengetahui struktur geologi dalam (penetrasi sampai 50 km) yang meliputi Palung Sunda, prisma akresi, tinggian busur luar (outer arc high), dan cekungan busur muka (fore arc basin) perairan Sumatera.

Sejak gempa dan tsunami akhir 2004 dan gempa-gempa besar susulan lainnya, terjadi banyak perubahan struktur di kawasan perairan Sumatera yang menarik minat banyak peneliti asing.

Tim ahli dari Indonesia, AS, dan Perancis kemudian bekerja sama memetakan struktur geologi dalam untuk memahami secara lebih baik sumber dan mekanisme gempa pemicu tsunami menggunakan citra seismik dalam (deep seismic image).

Read More..

Tuesday, December 30, 2008

GUNUNG DEMPO ( 3173 mdpl )



Nirwana di Lembah Parapuyang

Gunung api strato ini secara administratif terletak di Kecamatan Pagar Alam, Kabupaten Lahat Sumatera Selatan, Gunung ini masih merupakan aliran bukit barisan yang dikelilingi oleh bukit yang menjulang tinggi seperti Bukit Dingin ( 2026 mdpl ), Bukit Payung ( 1570 mdpl ) dan Gunung Merapi. Selain banyak penduduk desa yang naik ke puncak baik sekedar menikmati alam atau mencari kayu, banyak juga pendaki-pendaki yang berkunjung ke gunung ini pada akhir minggu, khususnya pendaki dari Bengkulu, Palembang , Lampung dan sekitarnya.

AKSES KE SANA

PALEMBANG – PAGAR ALAM-PTPN III ( BAPAK ANTON )

Dari ibu kota Sumatera Selatan, Palembang atau tepatnya di Terminal Palembang yang terletak di bawah jembatan Ampera, pendaki dapat menggunakan mini bus menuju Pagar Alam yang memakan waktu 7 jam. Selepas Kota Lahat jalanan beraspal mulai menanjak dan berliku dengan jurang yang menganga di sepanjang bibir aspal hingga mencapai Kota Pagar Alam yang sangat dingin dan indah. Sesuai dengan namanya, kota ini dipagari oleh rentetan Pegunungan Bukit Barisan. Yang tertinggi dibukit itu adalah

Gunung Dempo.

Penduduk Pagar Alam sangat majemuk. Selain terdapat beberapa suku asli seperti suku Pasma, Gary, Lintang juga terdapat suku pendatang dari jawa yang mewarnai roda kehidupan di kota ini. Perjalanan menuju PTPN III yang berjarak 15 km dapat ditempuh dengan naik angkutan pedesaan selama 1 jam. Disini pendaki akan melewati perkebunan kopi.


PENDAKIAN


PTPN III - KAMPUNG EMPAT

Perjalanan menuju Kampung Empat memakan waktu selama 1 jam dengan melewati vegetasi perkebunan teh.


KAMPUNG EMPAT - PINTU RIMBO

Kampung Empat ini berada di ketinggian 1200 mdpl dan merupakan tempat tinggal bagi karyawan pemetik teh yang mayoritas berasal dari daerah Jawa. Pendaki dapat menyiapkan perbekalan air dari kampung ini, tetapi untuk kebutuhan logistik sbaiknya dipenuhi dari bawah karena di tempat ini persediaan kurang memadai. Selepas Kampung Empat pendakian di lanjutkan menuju Pintu Rimbo yang memakan waktu 30 menit. Pendaki akan tetap melewati hamparan kebun teh dan hamparan Bukit Barisan.


PINTU RIMBO - POS I

Pintu Rimbo merupakan batas vegetasi antara perkebunan teh dengan hutan Raya Gunung Dempo. MEnuju pos I lintasan sangat licin dan terjal. Bahkan sesekali pendaki akan dipaksa berpegangan pada akar-akar pohon demi menggapai lintasan selanjutnya. Menuju pos I membutuhkan waktu selama 2 jam.


POS I - POS II

Di pos I terdapat sumber air. Pendakian menuju pos II membutuhkan waktu 2 jam dengan rute yang tetap menanjak ( melalui jalur air ) dan sangat licin diwaktu hujan. Di tengah lintasan pendaki akan menemui sebuah tanjakan curam yang di kenal dengan sebutan Tanjakan Dinding Lemari.


POS II - MAKAM PUYANG HERLAN

Pos II ini berada di ketinggian 2600 mdpl. dan terdapat mata air pada sisi kanan lintasan pendakian. medan tetap menanjak dengan jarak tempuh 2.5 jam hingga puyang herlan.


MAKAM PUYANG HERLAN - PUNCAK DEMPO

Pos Makam Puyang Herlan berada pada ketinggian 2950 mdpl. Selepas daerah ini lintasan mulai memasuki vegetasi Cantigi ( Penduduk setempat menamai tanaman ini dengan sebutan kayu panjang umur). Waktu tempuh menuju puncak Dempo adalah 30 menit.

Puncak Dempo merupakan dataran kecil yang berada di ketinggian 3173 mdpl. disini pendaki dapat melihat pemandangan dengan leluasa karena daerah ini sangat terbuka.



Read More..

GUNUNG KERINCI ( 3805 mdpl )




Secuil Surga yang Jatuh di Andalas

Gunung Kerinci masuk dalam bukit barisan, yang secara administratif terletak diantara Propinsi Sumatera Barat dan Jambi tepatnya di kabupaten Kerinci. Gunung yang masih aktif ini juga masuk dalam pangkuan Taman Nasional Kerinci Seblat yang luasnya mencapai 1.484.660 ha. Taman nasional ini membentang membentuk bukit barisan hingga 4 propinsi. Sebagian besar dari taman nasional ini masuk dalam Propinsi Jambi. Taman nasional ini ditetapkan sebagai daerah Konservasi pada 14 Oktober 1982 yang melindungi fauna seperti Harimau Sumatera, Wau-wau, Siamang, Ungko, Simpei, dll.

AKSES KE SANA

BANGKO-SUNGAI PENUH KAYU ARO ( KERSIK TUO )
Selain dari Bangko, Sungai penuh dapat juga ditempuh dari kota Padang. Selepas Bangko pendaki akan menjumpai jalan aspal yang sempit dan berliku dipagari oleh tebing-tebing raksasa yang diselimuti oleh hutan hujan tropis, jurang-jurang yang menganga pada setiap tepi jalan, dan bentangan sungai Batang Merangin dengan panduan air terjunnya. Pemandangan tersebut dapat disaksikan selama 4 jam perjalanan menuju sungai penuh. Setelah itu perjalanan dilanjutkan menuju Kayu Aro selama 2 jam. Pemandangan yang tersaji tetap indah yang terdiri dari bukit-bukit, perkebunan teh dan ladang sayuran di dataran tinggi yang sangat luas. Turun di Kayu Aro, Dusun kresik tuo atau tepatnya simpang macan yang merupakan tugu Harimau Sumatera. PENDAKIAN KERSIK TUO ( TUGU MACAN ) - R SEPULUH Daerah Kersik Tuo terletak di ketinggian 1400 mdpl. Tempat ini terletak di 49 km sebelah utara Kabupaten Kerinci. Mayoritas penduduk disini adalah keturunan Jawa, sehingga bahasa yang digunakan pun bahasa Jawa. Pendakian dari Kersik Tuo menuju Puncak Kerinci membutuhkan waktu kira-kira 10-12 jam. Untuk menuju R Sepuluh dapat ditempuh dengan berjalan kaki selama 45 menit atau dapat juga dengan naik ojek. Selama perjalanan ke R sepuluh pendaki akan melewati hamparan luas perkebunan teh yang ditanam sejak masa kolonial, tepatnya tahun 1923. Daerah ini cukup landai. R SEPULUH - PINTU RIMBO R Sepuluh merupakan tempat pendaftaran sekaligus pos pendakian awal. Selepas daerah tersebut pendaki akan melewati ladang penduduk, dengan jalan masih tetap beraspal dan landai. Setelah menempuh perjalanan selama 30 menit, pendaki akan sampai di Pintu Rimbo. PINTU RIMBO - PESANGGRAHAN I Pintu Rimbo merupakan pintu masuk yang sekaligus sebagai batas vegetasi antara ladang penduduk dan rimba raya Kerinci. Disini pendaki dapat menemui mata air yang terletak di sisi kiri lintasan. Selepas itu pendaki akan melewati lintasan setapak, landai dan dikelilingi oleh hutan yang lebat dan pepohonan berukuran raksasa. Sekitar 10 menit kemudian pendaki akan tiba di pos Pesanggrahan I

PESANGGRAHAN I – PESANGGRAHAN II

Pesanggrahan I merupakan sebuah pondok. Selepas daerah ini lintasan tetap landai hingga pesanggrahan II. Ditengah lintasan, pendaki akan menemui batu lumut. Tidak jauh dari tempat tersebut terdapat aliran sungai, yang berada di sisi kiri lintasan.

PESANGGRAHAN II – PESANGGRAHAN III ( POS I )

Keadaan pondok di pesanggrahan II ini menyerupai pondok sebelumnya. Menuju pos pesanggrahan selanjutnya lintasan tetap landai.

PESANGGRAHAN III ( POS I ) – POS II

Total waktu tempuh dari Pintu Rimbo hingga pso I ini kira-kira 3-4 jam. Pos I ini terletak pada ketinggian 2700 mdpl. Selepas pos I lintasan mulai menanjak dan terjal dengan sesekali diselingi hamparan jurang yang menganga pada sisi-sisi lintasan. Beratnya lintasan ini membuat pendaki sesekali juga harus memakai akar-akar pepohonan untuk dapat mencapai pos II yang dapat ditempuh selama 2-3 jam. Pada lintasan ini pendaki akan melewati batas vegetasi antara hutan hujan tropis dengan daerah tundra yang di tumbuhi tanaman khas sub alpin yang mempunyai ketinggian maksimal 2 meter. Sepanjang lintasan ini angin biasanya berhembus sangat kencang karena daerahnya cukup terbuka.

POS II – POS III

Di pos II terdapat sumber air pada sisi kiri bawah lintasan. Untuk mencapainya dibutuhkan waktu 30 menit. Biasanya di pos inilah para pendaki melakukan summit attack untuk keesokan harinya. Menuju pos III lintasan tetap menanjak yang memaksa pendaki sesekali memanjat akar pepohonan sebagai syarat untuk dapat melangkah ke pos berikutnya. Waktu tempuh menuju pos III adalah 1 jam.

POS III – PUNCAK KERINCI
Pos III merupakan daerah perbatasan antara tumbuhan sub alpin dengan bentangan area padang pasir yang terjal. Di sekitar area ini adalah tempat yang sangat berrbahaya untuk mendirikan tenda, karena hembusan anginya sangat kencang dan temapat ini sangat terbuka.

Satu jam selepas pos III akan ditemui Tugu Yudha yang teletak pada ketinggian 3600 mdpl. Selepas tugu tersebut medan semakin menanjak dengan bebatuan vulkanik yang mudah longsor. Satu jam kemudian pendaki akan tiba di puncak tertinggi Kerinci yang berbentuk triangulasi pada ketinggian 3805 mdpl, yang juga merupakan puncak tertinggi se-Sumatera dan Jawa. Pada puncaknya yang masih aktif akan ditemui kawah dinding yang berwarna hijau kekuningan yang berukuran 600x1000 meter persegi.

Dipuncak ini pendaki dapat menyaksikan dengan leluasa pemandangan yang berserakan di bawah. Tampak Samudera Hindia di sisi barat, Gunung Situjuh dan daerah-daerah di kaki-kaki Gunung Kerinci seperti Lubuk Gadang, Muara Labu, dan lain-lain yang lebih menawan dan indah.



Read More..