Monday, December 29, 2008

GUNUNG LEUSER ( 3.381 mdpl )







Raksasa di Serambi Mekkah

Taman Nasional Gunung leuseur ( TNGL ) adalah salah satu hutan lindung yang ditetapkan sebagai taman yang harus dijaga dan dilestarikan keberadaannya. Taman nasional ini terletak di propinsi Nanggroe Aceh Darussalam ( Kabupaten Aceh Tenggara, Aceh Selatan, Aceh Tengah, Aceh Timur dan Aceh Singkil ) dan Propinsi Sumatera Utara ( Kabupaten Langkat dan Karo ) dengan luas 80.000 hektar. Aceh menempati tiga perempat luas taman nasional tersebut. Secara spesifik kawasan gunung Leuser terdiri dari Suaka Margasatwa ( SM ) Kluit 20.000 ha, SM Gunung Leuser 416.500 ha, SM Kappi 142.800 ha, SM Langkat Selatan 82.985 ha, SM sikundur 60.000 ha, Taman Wisata Lawe Gura 9.200 ha, TW Sikundur 18.500 ha, dan hutan lindung serta hutan produksi terbatas seluas 292.707 ha.
Temperatur minimum di sana yaitu 21,1-27.5 derajat celcius dengan curah hujan rata-rata 1.300-4.600 mm pertahun - pada musim kemarau curah hujan tidak lebih dari 100 mm/bulan dengan kelembaban nisbi 80-100%.

AKSES KE SANA
Dari terminal Pinang Baris - Medan, pendaki dapat naik bis berukuran besar seperti Garuda, Pinem atau selian menuju Kutacene yang berjarak 233 km, dengan memakan waktu kira-kira 10-12 jam. Dalam perjalanan tersebut pendaki akan melewati brastagi dan Kaban jahe. Kutacane merupakan ibukota Aceh Tenggara. Daerah ini membentang diantara jalan raya yang menghubungkan Banda Aceh dengan Bakingan, yang membentang sepanjang 508 km.
Selain melalui Medan, Kutacane juga dapat ditempuh melalui Banda Aceh dengan mengendarai Colt L-300. Selanjutnya dari kutacane naik angkutan lokal ( Loser, MArmas ) Jurusan Blangkajeren ke Desa Angusan, atau dapat mencarter langsung ke Desa Kedah Penosan.

PERIZINAN
Selain medan yang membahayakan, juga karena keadaan keamanan di NAD belum sepenuhnya stabil maka pendaki diharapkan mengurus segala perizinan mulai dari Pemda TK I,Kadit Sospol,Kapolres Aceh Tenggara,Basarnas di KKR Polonia Medan,TNGL Aceh Tenggara, Surat keterangan dari organisasi pendakian dan juga surat keterangan dokter.

PENDAKIAN
Telah banyak yang melakukan pendakian menuju Gunung Leuser. Berbagai Jalur Sudah Dirintis. Sekarang sudah terdapat 4 jalur yakni jalur Normal, meruakan jalur pertama yang dibuka oleh Wanadri. Jalur ini mengambil start dari Desa Kedah Penosan Kuta Panjang Aceh Tenggara. Tiga jalur lainnya terdapat pada pendakian Gunung Leuser melalui jalur selatan. Ketiga jalur tersebut yakni jalur Peulumat yang dibuka oleh UKM PA Leuser Unsyiah pada tahun 1994, yang startnya dimulai dari Desa Peulumat Kecamatan Labuhan Aceh Selatan, jalur Rika Vandayana yang dibuka pada tahun 1990.Perintisan jalur tersebut gagal dan hilang, karena saat rombingan menyebrangi Sungai Kerueng MEukek dilanda air bah, yang mengakibatkan tewasnya Rika Vandayana yang juga merupakan Anggota Wanadri. Beberapa waktu kemudain jalur ini dirintis kembali oleh tim putri Jeumpa pada tahun 1995 yang mengambil start dari Desa Jambo Papeun KEcamatan Meukek Aceh Selatan. Jalur ini kemudian diberi nama jalur Putri Jeumpa. dan jalur Manggeng yang dirintis oleh anggota gabungan Wanadri dan Brimob Polri pada bulan Mei 1994 melalui kecamatan Manggeng Aceh Selatan.

GREEN SINEBUK ( KEDAH ) - SIMPANG ANGKASAN
Dari jalur Kedah Aceh Tenggara, puncak gunung yang dituju tidak kelihatan berbeda dengan gunung-gunung lain yang ada di Jawa. Green Sinebuk merupakan pos terakhir berupa Bungalow yang berada pada ketinggian 1555 mdpl. Vegetasi di sekitar daerah ini merupakan daerah perkebunan masyarakat dan hutan herogen dengan keadaan alam yang berupa perbukitan dataran tinggi. Setiba di daerah ini pendaki akan diserbu oleh para guide yang memasang tarif antara Rp. 800.000 s/d Rp.1.000.000 per pendakian.
Disekitar area ini terdapat 7 etnis penduduk yang mendiami seputar ekosistem Leuser yaitu Gayo, Aceh, Melayu, Alas, Singkil, Karo dan Pakpak. Untuk menuju puncak gunung Leuser diperlukan waktu selama 9-10 hari tergantung cuaca dan kondisi fisik pendaki. Maka secara total pulang - pergi, pendakian memakan waktu kira -kira 14-16 hari. untuk mencapai puncak gunung Leuser pendai harus melewati 7 gunung lagi sebagai persyaratannya.
Hutan pertama yang ditemui kondisinya masih cukup rimbun dan berlumut yang menyebabkan jalan setapaknya sangat licin. karena lebatnya hutan di daerah ini, sinar mataharipu tidak samai ke tanah sehingga kelembabannya menjadi abadi. Menurut penduduk setmpat, daerah di sekitar ini terdapat " persimpangan siluman " yang merupakan sebuah persimpangan menuju perkebunan ilegal " perkebunan daun surga " yang di kelola oleh oknum - oknum tertentu. Disinyalir harimau Sumatra masih berkelian di sekitar daerah ini. dan di sepanjang jalan akan disajikan pemandangan hewan - hewan yang langka.
Menuju Simpang Angkasan diperlukan waktu normal pendakian 9-10 jam, itupun jika di dukung cuaca yang bersahabat.

SIMPANG ANGKASAN - JAMBUR
Simpang Angkasan terdapat disebuah pegunungan yang berada di ketinggian 1525 mdpl. Vegetasi di sekitar adalah hutan heterogen dan hutan yang telah hangus terbakar.Banyak terdapat jenis burung dan tumbuhan pemangsa binatang ( kantong semar ). Didaerah ini pendaki diwajibkan waspada karena terdapat percabangan lintasan yang cukup membingungkan. Untuk itu diperlukan Orientasi dan navigasi yang jitu dan tepat agar pendaki dapat meneruskan perjalanan menuju jambur. Lintasan menuju Jambur mulai nanjak dan berat dengan lebatnya vegetasi yang di dominasi oleh juluran pohon rotan. Diperlukan waktu 2-3 jam menuju JAmbur.

JAMBUR - PUNCAK ANGKASAN
Jambur merupakan sebuah pos pendakian yang berupa tanah terbuka dan disekitar terdapat genangan air yang dapat digunakan sebagai keperluan memasak bagi para pendaki. Untuk menuju puncak Angkasan diperlukan waktu 3-4 jam dengan lintasan yang tetap menanjak.

PUNCAK ANGKASAN - SIMPANG JI'IT
Puncak Angkasan berada pada ketinggian 2891 mdpl. Disini pendaki dapat menjumpai beberapa jenis fauna. Perjalanan kesana ditempuh dengan menyusuri sebuah punggungan yang berhutan sangat lebat. Perjalanan kira-kira memakan waktu 2-2.5 jam dengan panjang lintasan 3.4 km.
Simpang JI'IT biasa dikenal juga dengan simpang 21. Selepas area ini lintasan tetap landai. Sekitar 1 km kemudian pendaki akan memasuki area hutan kayu manis. Selanjutnya pendaki harus benar- benar kembali menentukan orientasi medan yang tepat karena lintasan banyak tertutup oleh semak. Untuk sampai lintasan Badak pendaki perlu menempuhnya selama 3.5 - 4 jam dengan lintasa menanjak.

LINTASAN BADAK - BLANGBEKE
Lintasan Badak merupakan area camp yang berada didekat Bukit Perpanji. Biasanya pendaki berada disini jika telah memasuki hari kelima. Setelah itu lintasan menuju Blangbeke sangatlah panjang yang memakan waktu pendakian 8-10 jam. Untuk itu pendaki dianjurkan menimbun logistik sebagai cadangan m,akanan saat turun kelak.
Medan menuju Blangbeke lebih terbuka dan banyak vegetsi semak perdu.

BLANGBEKE - KOLAM BADAK
Selepas area Blangbeke kondisi medan mulai memasuki daerah berhutan lebat dan pepohonannya diselimuti lumut tebal. Vegatasi sepanjang lintasan ini sangatlah beragam mulai dari pohon berbatang keras dan lebat hingga semak dan benalu yang menempel apada pepohonan besar tersebut. Namun sepanjang lintasan ini belum dapat ditemui edelweis. Selepas area tersebut pendaki akan menyebrangi tiga buah sungai kecil dan sangat jernih dan dingin, dan sebuah sungai yang cukup besar dengan luas penampang mencapai 10m, yang bernama sungai Alas 2 . sekitar 3 jam kemudian, pendaki akan tiba di Camp Kolam Badak.

KOLAM BADAK - BIPAK
Dinamakan kolam badak karena tempat ini sering digunakan berkubang oleh Badak-Badak Sumatera. Panorama disekitar kolam badak ini sangatlah indah bila cuaca cerah. Karena lokasinya sangat terbuka sehingga memungkinkan pendaki untuk menyaksikan area di kawasan bawah. selain itu di tempat ini juga terdapat genangan air yang menyerupai sebuah danau. Ditempat yang cukup terbuka dengan sinar matahari yang cukup ini pendaki dapat menyempatkan diri menjemur segala perlengkapan pendakian yang basah.
Selepas area kolam badak medan yang akan dilalui pendaki kembali menanjak dan sesekali menurun dengan pemandangan yang sangat indah. untuk mencapai Camp Bipak perlu waktu 5.5-6 jam.

BIPAK - BIPAK KALENG
Bipak kaleng merupakan sebuah pos yang berasal dari kata bivoak atau bivak. Tempat ini berada disebuah puncak bukit kecil yang tak bernama, biasanya pada hari ke 7 pendaki akan tiba disini. Puncak Leuser belumlah menampakan dirinya. Untuk sampai ke bipak kaleng memakan waktu selama 5-6 jam pendakian dengan medan yang hampir sama dengan sebelumnya, yakni naik turun melewati perbukitan dan lembah.

BIPAK KALENG - BIPAK BATU
Dinamakan bipak kaleng karena diarea ini terdapat bekas kaleng sisa makanan yang didrop dari helikopter kepada rombongan yang kehabisan perbekalan. untuk sampai ke bipak batu hanya memerlukan waktu 30-45 menit.

BIPAK BATU - PADANG SABANA
Dinamakan bipak batu karena di tempat ini banyak terdapat batu berserakan dengan dikelilingi vegetasi semak dan nyaris tidak terdapat pepohonan. Dari area ini puncak Gunung Leuser masih belum tampak. Selepas area ini lintasan landai dan tidak begitu menanjak. Ditengah pendakian dapat di temui sebuah sungai kecil yang membentang, airnya jernih. Untuk mencapai padang sabana diperlukan waktu 4-4.5 jam.

PADANG SABANA - PUNCAK LOSER
Padang sabana merupakan padang rumput yang sangat luas dan indah. Area ini dapat digunakan pendaki sebagai tempat summit attack untuk keesokan harinya menuju puncak Loser. Lintasan menuju puncak loser tidaklah begitu menanjak dan hanya membutuhkan waktu selama 1.5 jam.
Puncak Loser merupakan yang tertinggi dari puncak Leuser. Puncak ini mempunyai ketinggian 3404 mdpl, dan hanya berdampingan dengan puncak gunung Leuser yang merupakan rentetan Bukit Barisan yang memanjang di sepanjang pulau Sumatera.
Kemudian perjalanan dapat dilanjutkan menuju Puncak Leuser yang membutuhkan waktu pendakian 5-6 jam, dengan melewati beberapa punggungan. Setiba di Puncak Leuser pendaki dapat menyaksikan indahnya Taman Nasional Gunung Leuser yang berbukit -bukit bergelombang seluas 950.000 ha dan dihiasi oleh deburan ombak nun jauh di sisi selatan diantara kabut tipis yang melintas, yang menyadarkan betapa kecilnya umat manusia dibandingkan ciptaan Tuhan.

3 comments:

  1. asmkm mas........
    maaf ne bisa koreksi dikit kan,,,,,,
    jambur yang mas maksud di atas sebenarnya dalam bahasa asli disana (penosan RED) adalah jamur bang.......

    trus blang beke.. dalam bahsa yang sebenarnya adalah belang bebeke bang........ thankbang..
    maaf kalo saya lancang tapi begitu adanya bahasa gayo nya bang.

    ReplyDelete
  2. siiip selamatat deh kalau pernah kesana mengingatkan perjalanan ke sana pada tahun 1992

    ReplyDelete
  3. Leuser ... Manggeng 1994. Bersama Tuhan untuk lebih mengenal nya.

    ReplyDelete